“Keterbatasan tak pernah memadamkan semangatnya untuk belajar, langkah kecilnya setiap hari, membawa mimpi besar dimasa depan.”
Bening Puspa, seorang anak yang hidup di sebuah kontrakan kecil berukuran satu petak bersama neneknya. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil, sementara ibunya bekerja di luar kota di konveksi kecil untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sang nenek yang sudah sepuh dan sakit di kakinya tetap berusaha mencari nafkah dengan berjualan peyek dengan harga Rp5000, dan pesanan tidak selalu datang setiap hari. Sedikit uang dari ibu dan uang dari hasil jual peyek itulah Nenek pakai untuk keperluan bening, termasuk membayar kontrakan sebesar Rp 500.000/ bulan.
Sebelum berangkat sekolah, Bening selalu membantu nenek merapihkan kontrakan. Ia tumbuh menjadi anak yang rajin dan penuh kepedulian, meski hidup dalam keterbatasan.
Jalan kaki sejauh 2 km tidak menyurutkan semangat bening dalam belajar. Tak ada seragam baru, bening hanya memiliki baju sekolah lungsuran dari kakaknya yang ia pakai dari kelas 1 sampai kelas 5 sekarang. Keterbatasan biaya, mengharuskan bening menyalin lembar kerja milik temannya setiap kali ada tugas, ia belum mampu membeli buku paket sebagai penunjang belajar.
Namun dari segala keterbatasan itu, semangat belajarnya tak pernah padam. Bening aktif mengikuti pencak silat dan mengaji. Dengan penuh tekad, Bening bercita-cita besar untuk menjadi seorang guru dimasa depan.
Dengan berdonasi untuk program Genius (Beasiswa Pendidikan Yatim) mari kita bantu Bening. InsyaAllah donasi yang terkumpul akan dialokasikan untuk kebutuhan sekolah Bening serta kebutuhan sehari-harinya.
Menanti doa-doa orang baik